Sebuah pepatah mengatakan bahwa "Diam itu adalah emas". Pepatah ini cukup menjadi inspirasiku saat ini untuk memaparkan kisah guru muda yang ke-Tujuh. Kisah mereka yang tidak akan hilang di telan waktu, pengabdian mereka yang tetap akan hidup walaupun langit ini akan runtuh. Inilah kisahnya Guru Muda Ke-Tujuh dari Kota tetangganya Payakumbuh, Kota yang selalu menjadi tempat para pedagang berlabuh menemukan barang dagangannya dikala subuh. Itulah dia kota Bukit tinggi. Yang selalu saja ramai dikunjungi oleh penjual maupun pembeli. Disinilah lahir seorang guru muda yang tak kalah menginspirasi, Vera Fitra Hayati. Nama yang hampir sama dengan nama yang diberikan oleh orang tuaku kepadaku. Fera dan Vera memang kalau dibaca sulit orang untuk membedakan itu. Tapi yang jelas kami memang diciptakan sama-sama berdarah manis disetiap waktu. hehehehehe. Vera Fitra Hayati lahir tanggal 11 Mei 1990. Kalau dilihat dari tanggal lahir, memang nama yang melekat pada beliau sedikitpun tidak ada hubungannya dengan bulan lahirnya. Tidak seperti orang-orang kebanyakan, yang jika membaca namanya kita bisa menebak bulan lahirnya. Entah apa alasan yang melatar belakangi orang tua beliau memberikan nama itu. Aku yakin ada alasan tersendiri yang membuat nama itu melekat pada ibu guru muda ini.
|
Ibuk Guru Vera Fitra Hayati |
Dari hasil Analisaku menggunakan bahasa Karakteristik, nama Vera menggambarkan seorang yang Tidak bergantung pada orang lain, memiliki jiwa pemimpin. menyukai
perubahan dan variasi. rajin, pekerja keras. mandiri, kritis terhadap
diri dan orang lain. Hampir semua karakter tersebut aku temukan pada diri beliau. Jadi menurutku memang nama yang diberikan orang tua beliau itu pas dan cocok dengan karakter yang beliau punya. tapi sayang krakter itu semua kami rasakan masih kurang, khususnya bagi aku. Di kelas jika kita tidak mengajak beliau untuk ikut nimbrung bercengkrama, maka beliau akan tetap menyudut seorang diri di ujung ruangan kotak segi empat perkuliahan kami.Kadang kala kami sengaja untuk stand up hanya untuk melihat senyum manis beliau, Toh akhirnya tetap sama. Beliau masih saja menampakkan indentitas Melankolisnya. Ingin rasanya sekali seumur hidupku, aku melihat tawa lepas beliau. Tapi kapankah masa itu akan hadir diantara kami?. Mungkin jawabannya sama seperti lagu yang di senandungkan oleh Marcell yaitu judul "waktu kan menjawab". Mungkin waktulah yang akan memnjawab pertanyaan dah harapanku pada khususnya. Mudah-mudahan setelah membaca sepenggal cerita guru muda ini beliau mau mewujudkan harapanku.
Pengabdian yang jalani ibuk guru muda Vera Fitra Hayati bertempat di kabupaten Pidie jaya. Dari beberapa foto yang dipublikasikan melalui salah satu akun sosial beliau, terlihat jelas bahwa beliau cukup menikmati masa pengabdian tersebut. Wajah siswa yang berseri ketika memeluk ibuk gurunya, wajah siswa yang bahagia ketika berselfie dengan ibuk gurunya dan tentu saja wajah siswa yang antusias ketika menerima tugas dari ibuk gurunya. Sungguh suatu pemandangan yang tidak langka lagi aku temukan dari setiap kisah pengabdian mereka para guru muda. Kelembutan dan keikhlasan terpancar dari ibuk guru muda ini. Pribadi Melankolisnya langsung berperan disini. Pribadi yang kritis terhadap situasi dan kondisi, pribadi yang mudah puas hanya dengan menikmati keberhasilannya di belakang layar. Sungguh menggambarkan seorang Pendidik yang rendah hati. Sosok guru yang seperti inilah yang selalu dinanti. Guru yang mendidik dari hati, guru yang mendidik dengan teliti, guru yang peka terhadap siruasi dan kondisi, demi mewujudkan penerus bangsa yang berbudi pekerti. Salut sekali kepada ibuk Vera Fitra Hayati.
|
Kelembutan yang terpancar dari senyumnya |
Dalam kegiatan Workshop yang sedang kami jalani Ibuk guru muda Vera Fitra Hayati dikenal sebagi seseorang yang tidak sungkan bertanya jika ada hal yang tidak dipahami. Sosok yang akan menerima saran dengan senang hati. Hal ini lah yang menjadikan Ibuk Melankolis ini Dinamis. Mau menerima dan menghargai pendapat orang lain menjadi nilai Plus lagi buat beliau dimataku.
Ternyata dibalik "Diam" beliau ada "Emas" yang tersimpan. Emas?? makna apa yang terkandung didalamnya? yang jelas emas yang dimaksud disini bukan emas yang disepuh buat dijadikan hiasan. Tapi sesuatu yang berharga yang langka adanya. Karena sosok guru muda yang melankolis ini sudah mulai jarang kita temukan di dunia pendidikan (mari kita lestarikan ibuk yang satu ini kawan heheheheh). Banyak berbuat sedikit berkoar, aku rasa ini motto yang cocok buat ibuk guru muda yang menginspirasi.
Terimakasih Ibuk Melankolis buat sepenggal pengalamanmu dalam dunia pendidikan. terimakasih buat sepenggal kisah yang sudah engkau bagikan . Terimakasih buat semua kerendahan hati yang engkau suguhkan. Semoga nanti hadir kembali sosok-sosok guru rendah hati lainnya yang akan menggebrak kualitas pendidikan negeri masa depan.
#SalamMBMI
#PPGSM-3T
#PGSDUNP
#Padang, 25 Juni 2016
Inspirasi banget, seneng kalo ada orang yang concern sama pendidikan, sosial dan lingkungan. :D
BalasHapusterimakasih pak rijal,,
BalasHapus