Lama sudah rasanya
aku tak muncul di dunia maya untuk
memaparkan sepenggal kisah para guru muda yang selalu saja menginsprasi
pendidikan bangsa. Ditengah sibuknya
persiapan Peerteaching dan ujian Formatis Siklus IV workshop PPG pasca SM-3T
aku sempatkan juga merangkai kata demi kata, Untuk memenuhi permintaan para
pembaca yang setia menunggu kisahnya para guru muda.
Sebenarnya cukup sulit
bagiku memilih tokoh yang menjadi lakon utama ceritaku kali ini. Kebimbangan
menyertaiku tatkala membaca sebelas deretan nama Guru muda yang aku rasa cukup
menginspirasi. Akhirnya dengan segala pertimbangan, maka jatuhlah pilihan ku
kepada seorang Ibu guru muda nan cantik. Banyak orang bicara dan berpendapat
bahwa cantik itu relatif. Tapi aku berpendapat Seorang makhluk ciptaan allah
yang namanya wanita memang sudah cantik adanya. Jadi jika ada wanita yang
mengaku dirinya tidak cantik berarti dia bukan wanita. Mungkin saja dia pria
yang biasa dinilai dengan kata ganteng/ gagah. Karena penilaian terbaik untuk
makhluk Allah hanya dua. Cantik dan gagah. Karena Allah Sudah berfirman dalam Al-Qur’an
Nur Karim di Surat At-Tin ayat 4 yang artinya “ Bahwa kami telah menciptakan
Manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Oleh karena itu sebelum aku memulai bulir kata demi kata tentang "dia guru cantik yang masih muda", aku ingin memberikan sebuah pesan
kepada pembaca semuanya. Jangan pernah merasa bahwa dirimu bukan apa-apa dimata mereka para manusia, tapi bersikaplah selayaknya seperti seorang hamba yang selalu bersyukur kepada-Nya, Bersyukur terhadap apa yang sudah di anugrahkannya kepadamu, bersyukurlah terhadap semua yang sudah di titipkan-Nya kepadamu. Karna jika kamu sudah bersyukur, niscaya Allah menjanjikan akan menambah "rahmatnya". Dan percayalah Bahwa Surga adalah janji Allah bagi hamba-hamba-Nya yang bersyukur.
Beruntungnya pada kesempatan kali ini aku diberikan kesempatan memaparkan kisah seorang guru muda nan cantik ini. Dengan kelembutan yang selalu terpancar pada setiap tutur katanya. Rini Fauziah begitulah nama yang tertera di kartu identitasnya. Terlahir sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara. Lahir tanggal 19 Desember 1991 dan berzodiak Sagitarius. Terlahir sebagai anak bungsu dari keluarga yang cukup berada terkadang memberiku sebuah tanda tanya. Mengapa beliau mau ikut pergi mengajar jauh ke daerah yang harus meninggalkan keluarga?. Bukankah itu hanya akan membuat beliau merasa sengsara? pergi ke kampung orang yang belum jelas situasi dan kondisinya, ke kampung orang yang bisa saja merenggut nyawanya,... Tapi kawan ternyata bukan itu yang dipikirkan oleh guru muda ini. Dari hasil cerita, curhat sekaligus wawancara yang aku lakukan dengan beliau, salah satu tujuan beliau mengikuti program mengajar di daerah terpencil ini adalah untuk mengabdikan ilmu dan mencerdaskan anak-anak bangsa yang belum bisa mengenyam pendidikan sampai kedesanya. Sungguh mulia tujuan dan cita-cita ibu guru muda nan cantik ini. Semoga semua yang sudah beliau lakukan dan korbankan untuk mereka anak bangsa dibalas dengan pahala yang setimpal oleh ALLAH SWT.
|
Ibu guru Rini bersama siswa |
Setahun Mengabdi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh memberikan pengalaman yang unik dan berkesan kepada Ibuk guru ini. Tapi yang jelas dari tuturan cerita dari ibuk guru muda ini beliau menikmati setiap hari demi hari yang dilalui di sana.
|
Ibuk Guru Rini sedang Ikut kegiatan masyarakat di daerah penempatan |
Kesederhanaan yang selalu saja terpancar dari beliau mengajarkan aku untuk tetap bersyukur pada setiap rahmat dan kesempatan yang sudah diberikan oleh-Nya. Sudah 3 bulan lebih kami bersama dalam ruangan ini. Bersama berjuang melakukan yang terbaik, bersama berjuang menemukan cara mendidik, bersama berjuang melatih kemampuan untuk melaksanakan pendidikan terbaik bagi mereka anak bangsa. Banyak sudah kenangan yang kami ukir bersama. Yang paling menarik menurutku adalah ketika beliau menjadi ATM kami. Tatkala uang saku belum cair dari dikti, beliau hadir bak super hiro, beliau datang bagai hujan di tengah padang pasir. Sunguh sangat membantu dan meringankan beban kami. Anehnya lagi ketika salah seorang dari kami tidak mengharapkan bantuan tersebut, beliau lah yang menawarkannya kepada kami. Otomatis mau tidak mau iman kami yang tidak setebal iman nabi Muhammad ini goyah juga untuk menambah saldo utang. Belum lagi rayuan-rayuan beliau kepada kami untuk membeli barang-barang yang dijajakan oleh salah satu media Belanja Online. huff, Kami tidak dapat menolaknya,,, bukan karena kami lagi butuh dengan barang tersebut, tapi Mumpung lagi ada Bandar yang menanggulangi angka-angkanya dulu. Kamipun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Terimakasih Ibu guru Cantikk...
|
Rini Fauziah S.Pd di kebun teh Solok |
Rini Fauziah adalah sahabat kami yang selalu saja akan sibuk jika salah satu diantara kami ada yang akan mendekati tanggal lahirnya. Beliau akan berfikir keras apa kejutan yang akan diberikan, kue apa yang akan di beli...?, Kado apa yang akan di pilih,,,?. Rempong juga sih terkadang, tapi Hal itulah yang justru membuat kami makin cinta dan bangga punya sahabat seperti beliau. Meskipun yang dilakukan itu hal kecil, tapi dalam persahabatan ini kami menganggap itu salah satu wujud kasih sayang beliau kepada kami sahabatnya.
Dari sepenggal kisah ibuk guru muda cantik ini aku mengambil kesimpulan, bahwa untuk menjadi seorang pendidik itu tidak harus memandang dia berasal dari mana,, Tapi apa yang akan diberikannya kepada mereka anak bangsa, apa yang akan dilakukannya untuk memajukan pendidikan bangsa. dan yang terpenting adalah bersyukur terhadap apa yang sudah di anugrahkan dan dipercayakan kepadanya.
#SalamMBMI
#PPG SM-3T
#PGSD UNP
Padang, 21 Juni 2016
Komentar
Posting Komentar