|
Hafzanil Adra S.Pd |
Hafzanil Adra S.Pd, seorang calon guru profesional masa depan. Banyak sekali panggilan yang diperuntukkan untuk nama beliau. Hafzan adalah panggilan teman-temannya kalau lagi di acara formal. Sarjeel itu panggilan yang beliau ciptakan sendiri agar merasa sedikit keren. "Mak Itam" adalah panggilan sebahagian teman lainnya. Panggilan ini sekaligus menunjukkan kondisi kulit luarnya yang memang agak sedikit legam.
Lulus Universitas terkemuka di kota padang. 4,5 tahun masa pendidikan dilaluinya dengan cukup menguras kemampuan, sayangnya waktu 4,5 tahun itu cuma dihabiskan tanpa menikmati hiruk pikuknya kota padang yang cukup mengesankan untuk diperbincangkan disela-sela perkuliahan. Karena kebetulan Beliau ditempatkan di kampus cabang Universitas Negeri Padang Gadut. Gadut terletak di daerah yang jauh dari kampus pusat dan berada di perbukitan. Untuk mencapai kampus ini kita harus menikmati 2 kali perjuangan naik angkot dari kampus pusat. Tapi dari sekian juta cerita yang beliau Share padaku, ternyata beliau cukup menikmati masa 4,5 tahun disana.
Lahir di sebuah dusun bernama Simpang Kalam, 13 Juli 1989. Merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara. Simpang Kalam, aku jadi memikirkan kampung itu. "Kalam" adalah bahasa Minang Kabau yang artinya "gelap". Aku baru sadar ternyata tampilan kulit luar temanku yang satu ini adalah efek dari tempat kelahirannya. Walaupun demikian aku cukup terkesan dengan kehadirannya setelah kebersamaan kami yang baru berjalan 2 bulan.
Dengan beliau aku kadang merasa tidak punya harga diri, begitu pun sebaliknya. Beliau juga tidak ada harga diri dimataku. Kalian pasti berfikir betapa kerasnya pertemanan kami. hehehehe. Beliau dan aku bukanlah teman lagi. jadi kami bebas dalam membully, mengejek, memojokkan bahkan bisa merendahkan satu sama lain. Karena menurut beliau kami adalah SAHABAT. Baru sekarang juga aku sadar kalau makna teman dan sahabat itu berbeda. 2 bulan ini kami mengikuti kegiatan PPG bersama-sama sudah cukup bagiku mengenali beliau. Mudah-mudahan persahabatan kami bisa berjalan terus sampai ke surganya Allah.
Dilahirkan sebagai anak bungsu juga cukup menentukan karakternya, sering aku mengejek posisinya sebagai anak bugsu, tapi sepertinya beliau sangat menikmati posisi itu, hingga tidak terlalu mengubris ejekanku. Bahkan pernah suatu ketika beliau berkata "Awak sabananyo lai nio lo nyo kayak urang tu. mambalian adiak sarawa, sepatu, jo baju. tapi baa lah. amak wak lah gaek, baa lo wak ka mintak adiak lai" (saya sebenarya ingin juga seperti orang lain. yang membelikan adiknya celana, sepatu dan baju. tapi bagaimana lagi, ibu saya sudah tua. Tidak mungkin saya minta adek lagi). Tawa cempreng ku langsung keluar begitu saja mendengar jawaban ngawurnya.
Hafzanil Adra adalah seorang guru muda yang kadang juga membuat aku jengkel ketika harus menunggu di depan asramanya untuk berangkat bersama ke kekampus tercinta. Tapi aku bingung kenapa harus tetap menunggunya setiap kali mau berangkat kekampus?, padahal beliau masih mengulang kesalahan yang sama. TELAT,diantara teman laki-laki yang lain ketika sudah siap berangkat. hahaha itulah aku dan beliau, Rasanya kalau tidak sarapan dengan guyonan lucunya, aku belum kenyang dengan hanya sepiring lontong dan segelas teh hangat yang disuguhkan diasrama.
Pandai dalam mengolah bahan makanan juga kadang membuat nyaliku ciut, ketika harus merekomendasikan tempat makan enak yang akan kami nikmati. Karena minimal satukali 2 minggu kami wajib mencari tongkrongan buat bercengkrama bersama dengan teman-teman yang lainnya. Karna karakter beliau yang suka langsung mengatakan apa yang terasa, membuat aku bertanya-tanya sendiri ketika beliau mencicipi makanan yang kami pesan. huff ribet juga ya kalau kami membawa koki ini. Ketika makanan yang dicicipinya tidak sesuai selera, beliau akan langsung mengatakannya.
Dibalik kelucuannya ternyata terselip keseriusan juga. Sikap teliti yang beliau miliki sering membuat kami salut. Salut dalam kegigihannya dalam menyelesaikan masalah, salut dalam perjuangannya menjemputkan kami nasi makan siang, dan salut ketika beliau tidak mau berbagi Es Cream yang memang sudah beliau peruntukkan untuk diri sendiri. hahahha
Tapi dengan kehadirannya, kami cukup bahagia. Paling tidak sudah membuat kami tertawa dalam streesnya menjalani workshop PPG sampai siklus ke tiga. Pertahankan terus kawan,,, eh salah. Maksudku sahabat.
Inilah Mak Itam dari Pasaman. Guru muda yang cukup menginspirasiku. Guru muda yang penuh dengan ide-ide menggebu. Salah satu calon guru masa depan yang akan mengebrak pendidikan kelabu. Tetap semangat sahabatku. Mari kita sama-sama mewujudkan dan menyiapkan generasi emas bangsa demi masa depan kita semua.
#Salam Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia
#SM3T UNP
#Pendidikan Guru Sekolah Dasar
#Padang, 12 Mei 2016
Komentar
Posting Komentar